Studio Hijau Lumut. Unik? Yap, menurut ku ini nama yang unik. Studio Hijau Lumut atau yang udah lebih dikenal dengan nama SHL Asia ini adalah sebuah biro arsitektur di Denpasar, Bali,tepatnya  di Jalan Sedap Malam Gang Pakis. Biro ini bergerak di bidang landscape. Dan itu jadi salah satu alasan aku memutuskan untuk KP (Kerja Praktek) di sini.

4 Januari 2016
Aku mulai masuk KP di SHL Asia ini. Aku amazed dengan kesan pertama aku liat studio ini. Studio ini nggak begitu luas, nggak begitu besar. Kecil, simpel, minimalis. Dari pertama datang, kita disambut dengan sebuah pagar kayu tinggi. Ketika masuk, terlihat 2 massa bangunan yang membentuk huruf L dengan pathway yang dikelilingi batu koral di sekelilingnya, untuk menuju bangunannya. Tidak terlalu besar, serius, tapi cukup asri dengan sedikit taman dan aksen kolam pada bagian pojok halaman, …..fotoable nan instagramable lah. *saying fotony gak ada heu L *

Sumpah, aku bingung  banget aku harus apa di hari pertama KP-ku yang harus kuhadapi sendirian, karena nggak ada temen KP yang lain di situ. Aku bingung harus kemana karena bahkan aku tidak menemukan sesuatu yang biasanya ada di kantor2, “resepsionis”. Melihat bangunan pertama  kosong, yang bisa terlihat begitu saja karena bangunan itu menggunakan kaca, lalu aku langsung menuju bangunan kedua yang kira-kira jaraknya hanya 5 langkah dari bangunan pertama.

“Misiiii….” *ini kayak mau main ke rumah orang ye?*

Oiya sebenarnya juga aku agak ragu sih sama kantorku, awalnya. Karena ketika aku lihat di maps, foto yang ditunjukkan itu bangunan yang bali banget, a.k.a batu2 dan bunga kamboja kuning. Namun beberapa hari sebelum KP mulai, aku coba survey sama temanku untuk memastikan letak kantornya dan ternyata beda wujud! Karena kecurigaan itu, aku tanya ke Mas Deni, kakak angkatanku yang KP di sini sebelumnya. Dan jawabannya yang membuatku lebih kaget lagi adalah katanya, dulu kantornya tu mau pindah. Eh, buset… -_-“ Karena aku tidak menemukan titik terang, aku coba tanya sama bapak2 warga situ yang kebetulan lagi ada di sekitaran situ. “Ini biasanya kantor sih mba, kayaknya masih kantor juga kok sampe sekarang.” Yak setidaknya jawaban si bapak lebih menenangkan meski gak tau maksudnya ‘masih kantor’ itu biro arsitektur apa bukan wkwk.

*lanjut*
Dari dalam pun ada yang nyaut, mbak2 muda *yaiyalah muda* , cantik, dengan suara khas wanita Bali. 
“yaa.. ini Fidy ya?” yak, aku disambut *alhamdulillah* wkwk. Lalu, aku dipersilakan masuk dan disuruh duduk di salah satu kursi kerja. Saat itu di kantor baru ada 2 orang, 2 mbak-mbak. Mereka adalah sekertaris dan bendahara biro ini.  Mbok Tiyari dan Mbok Lola, namanya. Saat itu mereka masih sibuk beres2, karena awal tahun, hari pertama mereka dan yang lainnya bekerja di tahun 2016. Sambil ngeliat mereka beres2 *kurang ajar juga yak, kaga bantuin* aku memerhatikan kantor ini. Asik banget ini, trus yaaa curi2 dikit ambil foto, pokoknya begimana caranya kalo aku ga keliatan lagi foto2 aja wkwk. Btw bukan foto selfie ya, tapi foto suasananya. Kalo gak salah ini foto pertama yang kuambil.

ini foto kuambil dari tempat aku duduk, mengarah keluar pintu jendela.
itu yang keliatan ada ruang di sebelah kanan luar tu ruang prinsipal sekaligus ruang meetingnya.
pagarnya di depan sana, keliatan kan tu yang merah2 kcoklatan

Satu-satu karyawan yang lain berdatangan. Oiya, posisi duduk ku itu deket pintu masuk persis, jadi kalo para karyawan lain masuk dan mau presensi, pasti akan melewatiku. Nah itu persis banget tuh kayak kalo di pilem2 ada timelapse orang lalu lalang tapi suma ada 1 orang diem di situ. Ya begitu lah kira2. Tapi nggak ding, ketika mereka habis presensi Mbok Tiyari atau Mbok Lola pasti selalu bilang, “itu kenalan dulu tuh, anak KP” *ya kurang lebih begitu* Dan semuanya pasti kenalan, salaman satu2, bahkan ada yang baru dating dah langsung nyalamin aja, tapi lupa siapa wkwkw *antara Mas Anang atau Bli Satria* *oiya ini tokoh berikutnya yang seharusnya dikenalkan nanti, tapi muncul duluan* *gapapa lah ya*

Dari sesi kenalan, ada satu yang menarik sih. Bali kan mayoritasnya agama hindu, dan pasti akan lebih susah mencari yang islam di sana, berhubung aku muslim. Sebelumnya aku kepo2 sih tentang personil SHL, dan di situ aku nemu ada 1 orang yang pake kerudung *ya pastinya cewek lah ya*. Oke misi ku hari itu adalah mencari si mbak2 itu. Dan, taraaaa, dia datang. Mbak2 berkerudung. Waa, sangat nyata. Kemudian ketika aku siap berkenalan, *tengtereengg* mbaknya melengos. LAH? …… oh mungkin mau presensi dulu. Mencoba positive thinking, dan bersiap untuk kenalan #2. *tengtereeeengg* LAH, mbaknya kok malah melengos lagi dah. Dan saat itu mbaknya malah masuk ke dalam, ngehampirin Mbok Tiyari dan Mbok Lola. Untungnya para mbok2ku tercinta itu bilang ke si mbak berkerudung untuk kenalan sama aku, si anak KP. Alhamdulillah ada harapan berikutnya. Kenalan time~. “Aya….” Lalu dengan menyambut jabat tangannya, aku bilang, “Fidy…” *yaiyalah, emang mau nyebut nama apaan lagi, Stephanie (?)* Dan… yak kejadian lagi. Si mbak ini langsung melengos lagi ke dalam dan ngrobrol2 lagi sama yang lain. HIKSSS. Ya nasib~ Ketika orang di kantor dah mayan banyak, si Kak Aya ini pergi ke meja kerjanya yang deket banget dari tempat aku duduk, lalu mengeluarkan sesuatu dan balik lagi ke dalam, FYI ketika aku duduk, aku cuma main hp di bawah meja jadi gak terlalu merhatiin juga apa yang tadi diambil Kak Aya. Tetiba aku mendengar suara2 dari dalem, “ini oleh2, roti unyil, ayo2 ambil.” Yak, terbuanglah kau Fid, kataku dalam hati. Lalu aku tidak terlalu peduli lagi dengan percakapan2 yang terjadi antar mereka, dan cuma memusatkan fokus ke hp doang.

“Mau??”
LAH, kayak ada yang ngomong barusan. *tetep liat hp*
“Fidy mau??? Ini ambil aja..”

Aku nengok ke atas, ternyata sekotak roti unyil disodorkan ke aku oleh seseorang yang dari tadi melengos dan sekarang datang bak ibu peri menawarkan roti unyil pada manusia lemah~~ Aw. Mungkin saat itu mata ku berbinar2 kali yak? Alay sih emang. Tapi sumpah ya, saat itu aku terharu sekali, sampe BENERAN aku foto itu satu biji roti unyil isi sosis merah *dengan sembunyi2 tentunya di bawah meja* LEBAY? IYE EMANG, MASALAH BUAT LO. Wkwkw. Saat itu kayak semua kejadian ingin kusyukuri dan kuabadikan. Entah kenapa tapi mungkin itu karena untuk pertama kalinya aku ada di daerah orang, tanpa siapapun, tanpa orang yang kukenal, semua asing, tapi ternyata terlalu banyak orang baik hadir dalam kehidupanku., ululululu…

Tapi ya sejak awal itu, sejak hari pertama, aku langsung deket sama Kak Aya. Kak Aya-nya juga kayak ngemong, memperlakukan saya seperti adiknya heu :”” bayangkan aja, di hari pertama aku KP, pas makan siang aku langsung diajak makan bareng. Ya itu gak seberapa sih sebenernya karena emang wajar terjadi di kantor2 manapun kan yak? Setelah makan siang, aku langsung diajak ke kosnya. Numpang solat doang sih. Tapi, siapa coba yang mau bawa orang asing, baru pertama dikenal, dah main dibawa masuk ke kosnya aja. Sumpe, semenjak saat itu aku akan berusaha menjadi ………………………………………………………………………………………………………………………………….…....................................................................................... ekor setia Kak Aya (?) wkwkw. Gak ding. Tapi ya bener sih, aku ngekor mulu. Tapi Kak Aya nya juga peduli banget sama aku, sampai2 pernah ketika suatu hari Kak Aya puasa dan saat waktu makan siang tiba dia yang nyariin orang buat mintain tolong cariin makan untuk aku atau untuk ajak aku makan siang bareng mereka. Ya ampooon, aku terharu sangatt  :”” bahkan, ketika cowoknya, Mas Dholi – yang juga orang arsi tapi kerja di biro lain, datang ngajak Kak Aya makan, aku juga diajak dong. Buset, obat nyamuk bet yak. Untung Mas Dholi-nya juga baik. Beberapa kali aku diajak makan bareng bertiga, sampe pernah suatu hari, ketika cuma ada 1 motor untuk kita bertiga, Mas Dholi yang disuruh jalan ke tempat makan sementara aku dan Kak Aya yang naik motor hueehehe.

Oya malah keasikan cerita Kak Aya. Aku bahkan belom cerita siapa saja personil SHL. Ini dia:
Personil lengkapnya SHL.
btw foto ini w save dari update-an path nya kak Aya, waktu kak Aya pindah.
*minta ya kak hehe*


Bli Kadek
Ini arsitek prinsipalnya SHL, orangnya ramah, baik, nampak wise sekali, kebapakan. Wkwkwk. Konon, Bli Kadek ini semacam leader nya gitu di SHL, walau prinsipalnya ada 4. Jadi ketika karyawannya ada masalah2 atau ngurus2 cuti itu urusannya sama Bli Kadek. Pernah suatu hari aku dipanggil sama Bli Kadek ke ruangan principal. *oiya ruangan prinsipal itu di bangunan 1 yang sekaligus sbg ruang rapat juga* ketika aku dipanggil, arsitek2 yang lain langsung pada kaget dan nengok ke aku, lalu pada nakut2in, ‘hayoloh Fid, mau dimarahin’ Ebuset.. salah anak bawang ini apa :( . dan untungnya kaga ada acara marah2an. Saat itu Bli Kadek cuma pengen tau aja apa yang ingin dicapai aku selama KP di SHL, dsb dkk. Yak gitu aja.

Bli Sugi
Arsitek principal juga. Konon, Bli Sugi ini alumni UGM juga, ya sealmamater lah. Bli Sugi juga bli yang paling mudah dikenali, karena *ehem* ……rambutnya lebih sedikit (?) yak begitulah. Kalo cerita tentang Bli Sugi, itu diceritain dari mbok2 yang rumpi abis sih haha. Katanya, ada ibu2 penjual rujak *atau apa aku lupa* yang suka mampir ke kantor pada siang menjelang sore hari, bilang ke mbok ini kalo bapak arsiteknya di sini ganteng2. Trus mbok mikir, siapa yang ganteng, lalu tanya ke si ibu yang mana yang ganteng. ….tak disangka tak dinyana, si ibu itu bilang, “…itu, yang botak…” ngg…… Ya Buk, Siyappp. Wkwk.

Bli Jung
Arsitek prinsipal lagi nih. Bli Jung ini sebenarnya gak galak sih, cuma cukup tegas dan pengen segala sesuatu itu cepet. Nggg lebih terkesan tergesa sih. Trus seringnya kalo bli ini udah masuk ruangan arsitek2, pintu ruangannya *yang notabene susah ditutup rapat* pasti akan kebuka2 lagi, akibat kecepatan gerak si blli ini yang terlalu berangin (?) ya maksudnya karna pake turbo gitu, anginnya banyak. Dan aku, sebagai orang yang duduknya di dekat pintu punya tambahan pekerjaan untuk mengembalikan pintu ke posisi yang benar, yang artinya aku harus bolak-balik duduk dan berdiri. Menarique, bukan? Dan sejujurnya, di ruangan arsitek itu Bli Jung ini yang paling populer digosipin wkwk. Selalu ada dalam menu daftar cerita tiap harinya. Ya, saya yang anak KP mah dengerin doang dah haha. Btw Bli Jung ini sepertinya yang paling beken di antara arsitek2 Bali dibandingkan arsitek prinsipal lainnya. Wkwk.
aku ga punya foto beliau2,
tapi belakangan aku nemu di igstory-nya
salah satu arsitekpak Ary Indra (yg pegang buku).
di situ ada Bli Jung (baju merah), Bli Sugi (sebelah
Bli Jung), dan Bli Kadek (yg duduk).
kangen juga jadinya :)))

Bli Arya
Bli prinsipal yang lainnya. Nah Bli Arya ini orangnya yang paling santai. Yang paling deket sama kita2, soalnya lebih sering kerja di ruangan arsitek *apa emang ruangannya di situ ya, ga tau juga sih* awal2 aku di SHL, mungkin minggu ke-2, anak Bli Arya lahir. Aku diajak untuk nengok si adek bayi sama arsitek2 yang lain. Dan hari itu adalah hari dimana aku bepergian jauh di Bali, dan berkeliling2 kota menggunakan motor tanpa helm. Selama ini aku pulang-pergi kerja selalu naik ojek yang  menyediakan helm bagi penumpangnya, dan kalo cari makan siang selalu pinjem helm arsitek yang lain. Tapi karna semua ikut jenguk, maka tak ada pinjeman helm. Yak makin mendes lah saya. Btw anak Bli Arya lucu. Oiya istrinya juga arsitek, katanya dulu alumni UGM juga, tapi lupa tanya lebih lanjut angkatan berapanya hehehe.

Mbok Lola 
Ini sekertarisya SHL yang balesin email2 saya hehe. Mbok Lola ini cantik, khas cewek Bali. Logatnya juga khas banget, dan halus banget kalo ngomong. Mbok Lola ini baiiiiikk banget. Pernah suatu saat ngasih uang lebih ke Kak Aya yang mau site visit bareng aku, untuk lewat jalan tol, biar aku ngerasain jalan tol di Bali hehe. *oiya itu uangnya uang kantor ya*

Mbok Tiyari 
Nah ini sejolinya Mbok Lola nih. Kalo berdua sudah bergabung, beuuh rumpi abis. Tapi lucu kok. Mbok Tiyari ini suka ngelawak, lebih rempong, lebih gak bisa diem dah. Tapi duet Mbok Lola dan Mbok Tiyari paling mantab emang, duet dalam segala apapun ya. Dan mereka adalah salah satu alasan yang membuat aku nyaman ada di SHL. btw, dari mereka juga, aku dapet banyak cerita-cerita unpublished a.k.a gosip tentang SHL dan bli-bli nya hahaha. Tapi tenang, tidak ada yang berbahaya, pokoknya semua menyenangkan.

Kak Aya ♥♥♥
Ini dia, my best lah hehe. Dari semua personil SHL, aku paling dekat sama kak Aya. Salah satu alasan mungkin karena sama-sama muslim, dan cewek kali ya. Seperti cerita di atas, kemana-kemana ku ngekor teros. Jadi penebeng setia kak Aya, partner garap prroyek juga, pokoknya semua-muanya bareng kak Aya dah. Kalo di kantor posisi duduk ku sama kak Aya gak sebelahan sih, tapi depan2an agak nyerong dikit. Jadi kadang kalo ada sesuatu, suka liat2an, suka kode2an. Cukup strategis lah ya posisi kita berdua hehe.

Mas Windy 
Ini juga nih, ma fren. Hahaha. Mas Windy ini adalah tim SHL yang paling muda (dan paling tinggi). Dia angkatan 2011, yang artinya gak beda jauh sama aku. Kebetulan juga aku duduknya ditempatkan di sebelah dia dari awal, jadi paling sering berkomunikasi sama Mas Windy. Btw Mas Wondy ini orang Bali juga kok, dan kayaknya dari semua orang Bali yang ada di sana cuma Mas Windy yang kupanggil ‘Mas’. Mungkin karena aku saat itu belum terbiasa manggil orang lain dengan sebutan ‘Bli’, sementara dari awal masuk orang yang sering aku ajak ngobrol a.k.a. tanya2in itu ya Mas Windy, jadi ya keterusan aja gitu manggilnya mas. Oiya karena Mas Windy duduk di sebelahku, dari awal aku dibilangin *lupa sama siapa* kalo butuh bantuan atau tanya2, disuruh tanya langsung aja ke masnya, dan yak, kugunakan fasilitas itu dengan baik *ketawa setan* Kadang kasian sih kutanya-tanyain mulu. Awal2 banget tu aku agak segan tanya2, soalnya kadang Mas Windy suka nyuekin ;( atau mungkin nggak kedengaran kali yak karena suara aku terlalu lirih *tsah*. Tapi ternyata tidak juga sih, dia kadang nggak nanggepin pertanyaanku sesaat setelah aku tanya. Pasti ada jeda selang beberapa setik po menit gitu. Dan belakangan kuperhatikan ternyata kadang Masnya tu masih mau menikmati lagu dulu sampe habis, baru mau ngomong wkwk. Oiya karena kami yang termuda, kami tu kaum ‘bocah’-nya di sono. Ibarat kata, kami tu masih main kelereng ketika yang lain sudah meninggalkan kelereng.

Mas Ama 
Mas Ama itu baru muncul di hari kedua atau ketiga ku di SHL. Mas Ama itu design illustrator nya SHL. Keren banget cuy gambarnya, dan keahlian photoshop/digital imaging-nya pun sedap kali. Aku sempat pernah ditawarin untuk tutorial photshop sama Mas Ama tiap hari Sabtu, dan katanya pun aku boleh ajak temen-temenku. Tapi akunya gak jadi-jadi, karena satu dan lain hal. Sayang sih sebenernya. Oiya bahkan Mas Ama ngasih aku library photoshop-nya, yang isinya banyak banget buat material landscape dan yak berguna banget. Thanks to Mas Amaaaa~ oya, sama Mas Ama pun aku juga dekat, kebetulan duduknya dia di depan agak samping ku *gimana tuh* Dia juga orang Bogor, sama kayak kak Aya, dan dia juga muslim. Mas Ama itu suka banget yang namanya ngobrol, sharing2 sih, tapi ya pokoknya kalo udah ngobrol lamaaaaa banget hahaha. Udah gitu, topiknya suka berat, yang bahkan otak ku gak nyampe dan roaming di tengah2 dan berakhir dengan respon ‘oh’, ‘ya’, ‘ngg..’, ‘aaa..’ disertai anggukan kepala. Nah bahayanya adalah, Fidy itu kalo udah diajak ngomong gak bisa tuh yang namanya gak nangepin, dan gampang banget ke-distract. Setip kali aku lagi nulis perintah di software CAD, pasti masnya ajak ngomong, dan ya aku pasti tanggepin. Dan ketika dah kelar ngomong, akulupa perintah apa yang mau kumasukin ke CAD, alhasil ngulang lagi masukin perintahnya, dan begitu seterusnya. Tapi gapapa, masnya asik juga. Banyak pengetahuan baru yang didapat kok.

Bli Satria 
Bli Satria ini satu-satunya dari tim SHL yang basic nya dari sipil. Kalo gak salah, bli Satria itu drafter, jadi kalo untuk urusan gambar kerja aku lebih sering konsultasi sama bli Satria atau lebih tepatnya diteruskan ke bli Satria dari Mas Windy yang bingung jawab pertanyaanku. Oiya posisi bli Satria ini juga sebelahan sama Mas Windy, ya masih sejejeran lah ya jadi gampang tanya-tanyanya hehe. Nah bli Satria ini orang pertama kali yang meminjamkan helm nya untuk saya cari makan siang :”” bli Satria juga orangnya kocak, dan ngomong Bali nya pun kental sekali. Mungkin itu juga yang buat bli Satria sukanya dengerin lagu ‘campursari’-nya Bali.

Mas Anang
Nah Mas Anang ini katanya orang Jawa juga. Tapi tinggalnya emang di Bali, di daerah yang banyak muslimnya, *lupa nama daerahnya* kalo gak salah di Singaraja. Mas Anang bukan arsitek prinsipal di sini, tapi salah satu yang senior di SHL karena udah eksis dari awal berdiri atau dari 5 tahun yang lalu kalo gak salah. Mas Anang juga orangnya lebih pendiem, gak terlalu banyak bicara, tapi ya gak kaku juga. Tetep kocak juga rasanya hehe. Dan diketahui pula sampe sekarang masih awet di SHL, mantapp.

Bli Beni 
Bli Beni ini orang Bali asli yang mukanya kayak Cina, alias mata sippt. Kalo diliat-liat dari semua yang ada di tim, Bli Beni mukanya yang kayaknya paaling nyolot gitu wkwk *no offense ya bli haha* Tapi Bli Beni ini orangnya kocak, dan duo nya itu adalah Kak Ramon (next member yak wkwk). Nah sebelum aku kelar KP di SHL, kira2 2 atau 3 minggu sebelumnya, bli Beni ini keluar dari SHL duluan alias resign dari SHL karena entahlah, saya kurang paham, ya mungkin karena satu dan lain hal yang tidak perlu kita ketahui juga. Nah saat bli Beni ini pamit ke seluruh anggota tim, yang lain pada ngeledekin “si Fidy aja belom keluar, eh malah si Beni yang keluar” *konteknya bercanda lho yaa*  ya maksudnya, aku aja yang anak KP yang cuma sementara aja belom minggat, eh ini malah yang tetap yang minggat haha. Btw sukses buat bli Beni di tempat barunya J

Kak Ramon 
Ini yang terakhir, kak Ramon. Kak Ramon ini bukan orang Bali juga, tapi dia orang Lombok. Kak Ramon macam orang polos tapi gak polos gitu, jadi ya semacam menjadi korban bully hahaha. Kak Ramon ini juga kocak orangnya nih. Kayaknya semua orang yang ada di sana kocak2 dengan cara ‘kocak’-nya masing2 wkw. Btw kak Ramon ini orangnya baiiiiiik banget kalo sama cewek, menghormati banget. Kalo sama cowok, …………………………………………….. ya baik juga sih, walaupun nada bicaranya macam ngajak orang berantem, tapi gapapa itu style mungkin hehe. Oiya salah satu kebaikan kak Ramon adalah sebagai berikut *tsah*. Ketika aku pindah kos yang lebih dekat dari kantor namun masih mayan jauh juga kalo jalan, ya sekitar 800 meter (?), dan kebetulan searah kak Ramon kalo mau berangkat ke kantor, kak Ramon nawarin aku untuk berangkat bareng alias dijemput ke kos kalo berangkat. Jadilah hari itu janjian sama kak Ramon untuk dijemput dan siap2 di depan kos. Kak Ramon termasuk orang ‘pagi’, alias datengnya gak pernah telat. Karna itu, aku bersiap lebih cepat dari waktu janjian. Beberapa menit berlalu, tak ada sosok Kak Ramon yang lewat. Ya, mungkin karena emang belum waktu janjiannya kali ya, pikirku. Ketika waktu janjian berlalu, sosoknya pun belum kunjung muncul. 10 menit~ 15 menit~ 20 menit~ Masih tak terlihat batang hidungnya atau pun motornya. Oiya kami masuk pukul 08.30, dan saat itu jam menunjukkan kurang  dari 5 menit lagi waktu masuk kantornya. Tapi, tetap masih kutunggu. 1 menit~ 2 menit~ 3 menit~ 4 menit~ Oh tidak! Yak karena sepertinya hanya harapan saja yang tiba, maka kuputuskan untuk berjalan ke kantor dengan skill jalan a la atlet jalan cepat-ku. Yak, benar saja sampai kantor aku terlambat beberapa menit, dengan kondisi keringetan gerah, untung aja gak dimarahin. Lalu aku ditanya, “kak Ramon mana?” dan yak kuceritakan kalo aku jalan gak jadi bareng kak Ramon hingga akhirnya kak Ramon datang dan jauh lebih telat daripada aku. Aku lupa kenapa, antara kak Ramon kesiangan atau bannya  bocor atau apa lupa. Yang jelas walaupun udah telat ternyata kak Ramon masih berusaha mampir ke kos ku untuk jemput, tapi karna aku udah gak ada yaudah langsung cus kantor wkwk. Yha kak yha, w hargai kebaikan kakak hahaha.
foto ini diambil di hari terakhir ku di SHL. kondisi ujan, jd gabisa foto di luar.
formasi juga ga terlalu lengkap, karna saat itu di Bali habis melaksanakan acara
Galungan, jadinya masih ada yang pulang kampung huhu :"

dari depan kiri: Mas Anang, Mas Windy, Kak Aya, Aku :3
lapisan belakang: Bli Arya, Mbok Lola, Mas Ama
belakang sendiri: Bli Satria
foto ini diambil dr ig nya mbok tiyari hehe :3 *minta ya mbok*
ini diambil waktu masih baru2 aku KP di sana, waktu itu
Bli Satria lagi ulang tahun dan Bli Arya baru ulang tahun,
trus dikasihlah kejutan~

dari kiri: Bli Beni, Aku, Mbok Lola, Bli Arya, Bli Satria, Kak Ramon
yang duduk: Mbok Tiyari, Kak Aya

Yak itu dia member-member SHL tercintah ini yang dideskripsikan secara singkat *saya telah berusaha menyingkat, maafkan*~

It’s a very long story for this post. Hopefully you can get my story~
still much to tell, but I’ll tell you on the next post
J
Enough.


Love, love, SHL ♥♥♥
First day in 2016 kemarin itu bener-bener ‘first’ segala-galanya buat aku. Bener-bener ‘new’. Bagaimana tidak, di hari pertama di tahun 2016, tepatnya pada1 Januari 2016, aku terbang ke Bali untuk yang pertama kalinya. (Oh, ya, bukan aku yang terbang, tapi pesawatnya.)  BALIIIIIIIIII man!!!!!!!!! It was my first time go to Bali. And I was alone. No, not literally alone. I mean, I didn’t go with my family. Aku pergi ke Bali bersama 4 orang temanku yang lain dan 1 orang adiknya, yang sepesawat dengan ku. Kami ke sana bukan untuk liburan bersama, tapi kami ‘liburan’. Oh bukan. Kami KP alias Kerja Praktek. Waw. Itu artinya aku akan tinggal di sana selama 1,5 bulan. Aku akan tinggal di luar Pulau Jawa, dengan suasana yang berbeda, budaya yang berbeda, bahasa yang berbeda, orang-orang yang berbeda., dan semua yang berbeda. Dan yang lebih penting lagi, ini pertama kalinya aku bakalan ngerasain yang namanya jadi anak KOS.

Bagaimana aku bisa KP di Bali?
Sebenarnya masa pencarian tempat KP itu udah mulai dari tahun 2015. Ketika semua teman-teman ku mulai mencari dan menentukan tempat KP, sibuk bikin portofolio dan CV (yang kebanyakan merupakan syarat mendaftar KP di biro-biro arsitektur), aku bahkan masih belum tahu mau KP di mana. Biro apa coba yang kutahu. Yang terpikir pertama paling cuma Urbane, salah satu biro di Bandung tempatnya Kang Emil (Ridwan Kamil) yang lagi hits.  Tapi aku kayaknya tidak memiliki minat ingin ke sana. Yang kupikirkan saat itu adalah ingin KP di luar Jogja  biar ngerasain KOS, bisa sekalian jalan, jadi tahu tempat dan lingkungan baru. ….dan tentunya yang nggak ribet masuknya. *HAHA* tadinya aku pengen di Bandung, apapun bironya. Alasannya biar aku bisa ke Bandung, main ke tempat Asti (plus numpang nginep sekalian) (*Asti = teman kuliahku), dan bisa kumpul sama teman-teman lama ku yang kebanyakan pada berdomisili dan kuliah di sana.

Tapi seiring waktu, aku jadi punya spesifikasi biro yang pengen aku tuju, yaitu biro yang mengerjakan landscape. Aku suka bermain dengan landscape, kayaknya asik. Kemudian aku mulai cari tahu biro tentang itu, dan menemukan banyak di Bali. Hmm. Menarik.. Biro yang ingin kutuju saat itu adalah biro milik Popo Danes, seorang arsitek yang suka garap resort dan emang alam banget. Lov it.  Tapi katanya sih di sana kalo KP itu minimal 3 bulan. Emang jarang dan susah sih nyari biro yang nerima KP cuma1,5 bulan. Jadilah kayaknya aku mulai pasrah dan melepas biro  tersebut. Tiba-tiba aku inget dulu ada kakak angkatan yang KP di bagian landscape, dan dia belajar banyak. Namanya Mas Denny. Ternyata dia dulu KP di Bali, di sebuah studio yang namanya SHL Asia. *heh, apa tuh? Belum pernah denger* Ya kira-kira begitulah reaksiku pertama kali dengar nama bironya. Begitulah info pertama yang kudapat dari Mas Denny tentang tempat KP nya, hasil dari pertemuan singkatku yang karena kebetulan papasan. Yak, cuma nama tempat doang. Aku mulai cari tahu tentang SHL. Dan….yak, landscape. Info menarik berikutnya yang kudapat dari Mas Denny adalah ‘you just have to submit your CV, no need for portofolio yoooooo’. Info termenarik dari segala info. Hahaha. Yaa, tahu sendiri malasnya aku kayak apa, dan ternyata dapet info cuma suruh buat CV doang, yang artinya kamu bisa kerjakan dengan cepat di tengah deadline studio dan tugasku yang lain saat itu. Nice. Fix, cus.

Singkat cerita, aku diterima KP di SHL, dan berangkatlah aku pada hari pertama di tahun 2016 ke Bali. Emang sih KP nya baru mulai tanggal 4 Januari, tapi untuk beradaptasi (dan berjalan-jalan) dulu di Bali, aku berangkat di tanggal 1, bersama teman-temanku yang KP di Bali juga. Oya, total yang KP di Bali itu ada ……. 11 (?) atau 12 (?) aku lupa sih. Ya sekitar segitu lah, banyak ya? Tapi 11 orang itu nggak di satu biro yang sama semua, beda-beda. Ada yang bertiga, berdua, bahkan sendiri, dan aku termasuk salah satu yang sendiri. So brave I am, right? *HAHAHA*

Hari itu di tanggal 1, aku beserta Titan, Sindi, Intan, Sika, dan adeknya, berangkat bareng, di satu pesawat yang sama. Yey BALI!!! Nggak sabar lihat bandaranya yang katanya dekat laut. Dan benar saja, ketika aku mendarat di Bali aku perhatikan benar-benar bandaranya. Beneran di pinggir laut. Naissss!!! Aku foto sih, tapi ya gak terlalu jelas banget karena waktu itu lupa siap-siap keluarin kamera. Jadi ya seadanya ya…
<Foto waktu mendarat>
ini pas mendarat, itu yang biru2 lautnya. keliatan kan?


ini penampakan bandara nya, yang udah keliatan Bali nya dari bentuk atap

Dan eng i enggggg… ini dia Bali. Bandaranya gedeeee, lebih gede dari Jogja. Suka, suka. Begitu turun dari pesawat dan mulai masuk ke bagian dalam bandaranya, Bali-nya mulai terasaaa. Mulai dari ornamen, bentuk khas arsitektur Bali, sesajen-sesajen (banten) yang ada di mana-mana, bau-bau dupa, juga teriknya matahari. Oh satu lagi, di situ aku merasa banyak suara Sito berkeliaran. Sito itu salah satu temen kami yang orang Bali, dan kalo ngomong khas Bali banget. Dan kebanyakan orang di sana bersuara seperti Sito. Yes, it’s BALI!!!

ini pesawat kita

suasana kesenengan dah nyampe Bali

nah ini gate nya yang Bali banget

*btw fotonya ini cuma dari kamera, cuma sebagian, soalnya foto-foto di HP ilang semua karena HP nya ilang :((*

Senang banget aku pertama kali sampai Bali. Kita langsung pesan taksi untuk mencapai kosan kita yang berada di daerah Gatot Subroto, Denpasar Selatan (?) agak lupa sih itu Denpasar bagian mana hahaha. Pokoknya ternyata mayan jauh dari bandara. Oya, aku, Titan, dan Sindi ngekos di satu kamar yang sama, sementara Sika dan adiknya ngekos di tempat yang berbeda tapi masih di satu jalan yang sama. Oya, Intan ngekos di daerah yang berbeda, dia kos bareng Nia, tapi karena Nia baru dating besoknya, jadi Intan ikut kita dulu.

Betapa kagetnya kita, begitu tau harga taksi dari bandara ke kos mehong bett. 170rb kalo gak salah, dan kita pesen 2 taksi. What?? Itu adalah surprise pertama kita waktu sampe bali tentang life cost. Yess, that’s Bali gais. Akhirnya berhasil ditawar sama temen ku dan berhasil turun 20 rb (kalo ga salah juga).
Begitu masuk taksi, kejutan baru lagi buat kami (…nggg setidaknya buat aku), di dalam mobil taksi itu, di bagian dasbornya diletakkan sajen, atau kalo orang Bali menyebutnya ‘banten’. Wew. Sebelumnya aku pernah denger sih kalo di Bali itu banyak banten, tapi aku gak tau kalo di dalam mobil itu juga ada banten-nya. Dan kayaknya dupanya saat itu masih nyala, jadi di mobil itu bau dupa.

Sebagaimana anak arsi, tidak bisa dipungkiri matanya pasti akan jelalatan lihat bangunan-bangunan di sekitar. Wew. Aku terkesan banget bangunan-bangunannya yang vernakular. Dan kayaknya ornamen Bali serta atap miring khas Bali harus tetap ada di setiap bangunan, apapun itu, termasuk juga pombensin yang atapnya selain pake space truss yang kayak biasa kita lihat, di atasnya tetap menggunakan atap miring khas Bali. *maaf yaa bahasanya rada ng-arsi* aku ada ngefoto itu sih, tapi di hp :((( intinya sepanjang jalan pemandangan yang ditawarkan adalah nuansa kental khas Bali. Suka, suka.

Sampailah di kos ku. Eng i eng…. BALI BANGEEETTTTT. LOV IT. (sekali lagi foto ada di HP, jadi tidak bisa kutunjukkan, hampura…) Pintu gerbangnya tinggi gede, pake gapura-gapura-an khas BALI. Begitu gerbang dibuka terlihat lah 2 bangunan yang nuansanya kontras. Bangunan pertama yang lebih dekat dengan pintu gerbang adalah tempat tinggal untuk si ibu kos yang di atasnya terdapat pura, sedangkan bangunan kedua adalah bangunan kos modern 2 lantai. *o* mataku  berbinar-binar. Oiya sebelum masuk itu, ada banten yang diletakkan di bawah, persis di depan gerbang. …dan you know lah ya, aku yang kalo jalan suka nggak lihat dengan tidak sengaja ‘menendang’ banten. Duh, Fid, dodol banget lo!!! Teman-teman ku yang lain juga langsung menatap ku dengan tatapan…… ‘Fiiiiddddd….’ Yah bisa dibayangkan lah ya. Tapi sumpe itu kaga sengaja. Dan inilah ketidaksengajaan yang sering aku lakukan di Bali: ‘menendang’ banten. Maaf yaa, no offense ini. Karena dia letaknya di bawah, dan di jalan dan begitu saja, aku suka gak lihat, jadi ya….. terjadilah ketidaksengajaan itu. Huft.

*btw ternyata aku nemu fotonya. ada beberapa fike yang ternyata pernah keupload di suatu tempat. jadi ini mau kutunjukkin si kamar kosnya*


ini tampak depan sebelum masuk kos ku
ini gerbangnya. tingggiiii banget.


nah begitu gerbangnya dibuka, bangunan utamanya nampak seperti ini nih. tampak modern.
tadinya calon kamar kita yang depan atas itu, tapi ga jadi huhu :((



nah ini bangunann ada di kirinya pintu masuk.
isinya kamar juga, tapi buat si ibu pemilik kos kalo lagi pulang ke situ.
di atasnya ada pura nya.

Lanjut tentang kos. Aku, Titan, dan Sindi mendapatkan kamar di lantai 2 dan pojok seharga 1,5 juta untuk sebulan dengan fasilitas queen bed, AC, kamar mandi dalam, water heater *yang gak pernah kita gunakan*, dapur umum, lemari, no TV, no WIFI, dan listrik bayar sendiri pake pulsa. Kalo dipikir-pikir sebenernya rada rugi sih, maksudnya cukup mahal kosannya dengan harga dan fasilitas segitu. Seharusnya sih kami itu dapat kamar yang harganya 1,2 juta sebulan, tapi kayaknya ada miskom sehingga akhirnya kami dapat yang hargannya 1,5 juta. Katanya sih kami bisa pindah kalo entar kamarnya kosong, tapi kami terlanjur mager untuk pindah, dan alhasil tetap pada kamar 1,5 juta. Hahahaha. Btw, mbak2 (kalo di Bali disebutnya mbok) pengurus yang menyambut kami saat itu masih muda banget, dan haluuuuuus banget ngomongnya. Jadinya pas kami mau protes a.k.a marah-marah soal kamar kos yang tidak sesuai kesepakatan, jadi rada gak tega, melting sendiri *lah* wkwkwk. Tapi gak papa, kita gak nyesel juga kok dapet kamar itu.

BTW. Ini bisa lah ya dikategorikan sebagai surprise kedua mengenai life cost. haha

Di situ jarang terdengar suara azan. Eh tapi di kosan ku kedengaran sih, kayaknya di daerah belakang kos kami ada mushola atau masjid kecil gitu, tapi nggak tahu di mana haha. Jadi kalo mau solat, waktunya dikira-kira aja, sama pernah sempet tanya jadwal solat di Bali ke penjual di warung makan yang penjualnya muslim.

Ngomong-ngomong soal makan, hari pertama kita di Bali jujur bingung banget mau makan apa. Soalnya karena kami muslim semua, kami harus memilih makanan yang ada di Bali, yang banyak menjual babi a.k.a kami gak bisa makan. Eh tapi ternyata bener, babi guling dimana-mana coyy, wkwk. Penasaran sih kadang, tapi ya geli juga, soalnya gambarnya itu babi ditusuk pake tusuk gitu, ya aku sih geli sendiri wkwk. No offense yak. Ini masalah selera coy haha.

Lanjut ke makanan.  Jadi hari pertama itu kami makan pecel lele di pinggir jalan, yang keliatan jelas apa aja yang dijual. Btw itu siang-siang. Panas. Huhu. Kami semua  pada pesen ayam, dan segelas es teh. Gak berani pesen minuman macem-macem soalnya khawatir sama kantong hahaha. Yaa… rasanya gak terlalu beda sama yang biasa dimakan. Tapi harganya dong…….. berani tebak??? 17rebuuuuuu -___- I missed Jogja so much at that moment. Yak inilah surprise ketiga mengenai life cost di Bali. Emang kalo urusan life cost, Jogja the best siiih. Huhu. Yak, jadi siang itu kami makan makanan cukup mewah ya. Alhamdulillah ya, kenyang ya.  Dan malemnya, kami pergi keluar mencari makan yang dekat kos. Oiya FYI, kami gak punya atau menyewa kendaraan selama di Bali. Kos kami pun juga tidak menyediakan kendaraan, jadi kemana-mana kami jalan atau menggunakan transportasi umum, a.k.a taksi atau gojek haha. *lanjut* Dan… eng i eng kami nemu sebuah warung yang tulisannya “Mie Ayam Wonosari”. Ciaaaa dah di Bali, makannya mie ayam Wonosari juga haha. Tapi ya gak papa, dari pada gak makan :(( Mie ayam ini cukup unik sih, dia pake telur gudeg gitu, 1 bulet utuh, enyaak. Dan yang paling penting lagi, harganya 10rebu a.k.a lebih bersahabat. Hahaha. Ini surprise kekeempat mengenai life cost di Bali: gak selamanya semua makanan itu mahal. Nice.

Oya sedikit selipan cerita. Di jalan pulang dari makan, kami mampir ke sebuah warung untuk membeli kebutuhan akan minum dan cemilan, dan segala-galanya yang dibutuhkan dan bisa dibeli di warung. Btw warung di sekitar kos kami cukup banyak, cincailah. Tapi kebetulan warung pertama yang kami datangin itu pemiliknya keturunan Tionghoa. ………….anaknya cakep. ………tapi masih SMP :((( DER wkwk. Dan teman-teman ku noticed kalo aku seneng ngeliatin anaknya. Asem. Jadilah aku diledekin kalo lewat situ, ‘gak mampir, Fid?’ *dzig* BTW. Bapaknya ramah, banyak cerita, banyak kasih info juga berhubung tahu kalo kami orang baru di situ. Mayan lah, ada alasan untuk balik ke sana. Eh.

Seperti yang kubilang, kami selalu jalan kaki di sana untuk menuju tempat yang dekat. BTW kos kami itu dekeeeet banget sama tempat KP Titan, Sindi, dan Sika, alias GSA. Cuma beda 1 gang doang, dan paling kalo jalan nggak ada 5 menit. Sedangkan tempat KP ku berjarak sekitar 3 km dari kos, dan aku pake gojek ke sana. (cerita tentang ini di post selanjutnya yaa) *lanjut* di Bali itu, anjing udah kayak kucing, berkeliaran gitu aja. Bucetttt. Kucing aja aku takut, apalagi anjing -_- cobaan berikutnya ini, gais, bagi kalian yang resah seperti saya. Di jalan itu bekal ku cuma doa biar si anjing gak nyamperin, sampai ngehafalin doa biar gak dideketin anjing. Mantab. Tapi yang aku pelajari adalah: anjing rumahan itu lebih galak dibanding anjing liar. Kalo ada anjing liar lewat, dia bakal cuek aja sama kita (kecuali kalo kamu kasih makan sih) jadi… selaw aja kalo sama anjing liar *ya gak juga sih, tetep deg-deg-an* tapi ya lebih selaw daripada sama anjing rumahan/piaraan.

BTW ini dah panjang banget. Maka dari itu, anggap saja ini part 1 nya yaaa, yang berisi first impression aku begitu pertama kali di Bali. Cerita Bali lainnya lanjut ke part berikutnya yaa.

Love, Bali! Love, me!
*what??*
WELCOME 2017!!! Setiap nulis blog tiba2 selalu dah ganti taun aja. Padahal banyak yang belum ketulis hahaha. *dasar pemalas*

Banyak harapan di 2017, banyak resolusi yang ingin dijadikan solusi dari masalah  tahun sebelumnya, (dan semoga nggak jadi wacana), dan selalu berharap semoga tahun yang baru akan membawa semangat baru dan perubahan baru yang tentunya mengarah pada yang baru *lah* pada yang baik maksudnya.
*Siappp. Bijak bett pembukanya*

Terimakasih untuk 2016 yang indah juga, yang terlalu berwarna hingga terkadang lebih memutuskan untuk menjadi monokrom agar tampak lebih berbeda *paan dah* Terlalu banyak warna juga yang terkennag, tapi lupa tertulis, dan ternyata ketika sedang ditulis digit paling belakang dari angka tahun udah ganti aja. DER. Yaudah lah ya, tetep dipost aja, kenangan yang dibuang sayang *ihik*

Oke judul post kali ini adalah KALEIDOSKOP. Seperti yang ada di mana-mana kalo akhir tahun (wait, ini bahkan udah awal tahun) untuk merangkum secara sekilas apa aja peristiwa mengesankan yang terjadi selama setahun. Tiap hari selalu mengesankan sih sebenarnya, *gabut pun mengesankan, jangan salah* tapi  yang akan ditulis di sini yang ter-mengesankan dari yang ter-mengesankan aja yak. Hahaha.

So, these are 12 things that makes my life so colorful on 2016.
1.         New Year, New Place, New Life
2.         New Fam, Aspac Family
3.         The Exhibition
4.         My  L(ove)70
5.         Sayembara (lagi) versi Hemat
6.         Kalibiru in a hectic way
7.         First Studio project posted in Instagram
8.         KKN
9.         Kind of 21st birthday
10.    Shoot. And Shoot.
11.    Balada praTA dan segala dramanya
12.    L.*.V.E
(Check them out on the next posts)

So, itu spoiler postingan berikutnya sih sebenanrnya. Mungkin judulnya lebih tepat kalo spoiler kali ya? Apa teaser? Be.Te.Wew. (lah) By the way, pengen juga sih kaleidoskopnya dibikin video. Kayak kalo kalian pernah liat youtube nya Aulion, [ AULION REWIND 2016 ] yang judulnya “Aulion Rewind 2016” seru banget. Tapi ya berhubung saya tidak serajin itu…………… oh no, just try it.


Selamat menikmati post berikutnya. Salam.
Halo.... After almost 2 years.... aku muncul kembali. Gilak juga yaaa, lama banget nggak mampir. Ini buktinya.
wkwkwk. terakhir  pos 1 Juli 2014. Lama bener. Akibatnya setiap post blog prolog nya sama terus 'waa lama banget nggak nge-post' wkwkwk

Mari kita kenalkan kembali. Aku Fidy, yang sekarang berumur 20 tahun (mau 21, tapi  masih lama kok), dan sekarang adalah mahasiswi Arsitektur UGM angkatan 2013 (yang artinya sekarang adalah tahun ketiga kuliah). *oke sudah cukup* *mari di-skip*

Pada tulisan ini, aku mau cerita kebodohan hmmm bukan kebodohan juga sih sebenarnya, tapi lebih kepada ke-'error'-an yang kulakukan bersama temanku seminggu yang lalu. hahaha. Nggak penting sih sebenarnya, jadi sebelum anda yang  membaca post ini menyesal silakan di-skip. hehehe. Tapi, menurutku ini agak penting disampaikan dan semoga saja orang yang kumaksud melihat  ini hehe.

Btw, aku nggak tau ini aib atau bukan, jadi aku pakai nama samaran ya.. Kesamaan nama hanya kebetulan saja, ok? hihi *lanjut*

Sore itu, aku dan temanku, Lana, mau pergi  ke GOR UIN, untuk datang ke acara LPI alias Liga Pitik Independen. Apa itu? LPI itu pertandingan futsal antar angkatan di arsi. Trus kenapa dinamakan 'Pitik', itu karena hadiahnya untuk yang juara adalah ayam. Hahaha. #iniserius
Jadi, menurut jadwal itu, pertandingan dimulai pada jam setengah 5 sore seingatku. Tapi aku baru berangkat dari kampus ku itu pukul 16.29. Padahal perjalanan menuju GOR UIN tersebut dari kampus paling tidak butuh waktu 15 menit. Toenggg. Dan posisinya, saat itu aku akan ikut bertanding. Toenggg *lagi* Tapi yaaa biasalah aku mikirnya, 'yaudah paling ngaret'.

Jadilah saat itu aku nyari tebengan, dan HAP dapet Lana hihi. Lana kebetulan masih ada di kampus dan emang mau pergi ke LPI juga. FIX ada tebengan. Tapi, Lana bilang ke aku, "Fid, tapi entar mampir ke Pahala (tempat print2an) bentar  yaa. Mau ambil pembatas buku. Bentar aja."  Aku, sebagai 'nebengers' , yaa iya-iya aja. Ya kali aku bilang jangan wkwk. Toh juga aku mikir itu pasti bakal ngaret jadwalnya. Yaudah aja kita cau ke Pahala. Oya, di situ posisinya aku sudah siap main, cuma kurang ganti celananya aja. Aku masih pake celana jeans, dan berniat untuk mengganti celana trainning nanti saat di GOR.

Ternyata di jalan menuju Pahala itu... muaceeeet... Ya emang sih, itu waktunya orang pulang kantor, tapi yaudah lah jalani saja, udah terlanjur jalan ke arah Pahala. Sampe di Pahala, emang bener sih cuma bentar banget. Tapi tiba-tiba....... tes tes tes jesssssssssss....... ujan deras banget. Toeng. Kalo udah ujan gini rada males nih, kudu pake jas ujan, menjaga tas di dalam jas hujan, dan ganti sepatu trus pake sandal. Eh, tunggu. Sandal? JENG. Sandal ku ketinggalan di studio. cyaaaaaaa... kemudian terjadilah percakapan ini di depan pahala sembari kita berdua mengenakan jas hujan.

Aku: "Lan, Lan, aku lupa bawa sandal. Sepatuku kutitip di bagasi mu yaa."
Lana: "Oh yaya. Kamu mau pake sendal Halan po? (ceritanya sandal Halan kebawa di motor Lana)"
Aku: "Eh ya gak usah, entar kamu pake apa? Kan kamu  yang nyetir, aku nyeker aja nggak papa."
Lana: "Oh ya ya"

Setelah pake jas ujan dan helm lengkap, Lana langsung buka bagasi motornya yang mulai kena hujan untuk masukin sepatuku dan ngambil sandal Halan. Kemudian meneduh lagi untuk buka sepatu sandal dan kaos kakinya.

Lana: "YAH"
Aku: "Kenapa Lan?"
Lana: "Aku lupa pake tudungnya jas ujan. Pantesan tadi ada yang nyess, basah2 dingin gitu rasanya."
*TOENGGG*

yaaa alhasil, baju Lana sudah sedikit basah plus kerudungnya dikit. Wkwkw. Kemudian, Lana lanjut buka kaos kaki dan sepatunya. Saat itu, aku udah selesai siap-siap dan otomatis reflek ngelihatin Lana yang lagi siap2. Tunggu dulu, rasanya ada yang aneh.

Aku: "Lan."
Lana: "Ya?"
Aku: "Itu sepatu sandal kamu basah. (saat itu kondisinya genangan air telah menghampiri tempat dimana kita berdiri meneduh, dan Lana masih buka kaos kaki di situ.) Itu sandal Halan juga basah (Posisi sandal berada di tempat yang tidak teduh, alias kena hujan) Sama aja dong Lan -__-
Lana: "oh iya"

Trus Lana cepet-cepet taruh sepatu sandal dan kaos kakinya ke bagasi motor. Tapi hujan udah semakin deras banget dan motor Lana posisinya pas banget kena hujan. Waktu Lana buka bagasi, air hujannya netes semua ke bagasi. "Huaaa huaaa" ya kira2 gitu lah ya efek suara yang terbuat ketika melihat air hujan masuk ke bagasinya. Trus dia lindungin pake badan dia yang udah pake jas ujan. trus aku bantu juga. Eh bodohnya, air yang dari jas ujan itu mengalir dan menetes juga ke arah bagasi. Jiaaah. sama aja -__-

FIX keberangkatan kita diawali dengan sesuatu yang rempong abisss. Ditambah lagi, pas di jalan itu, ujannya bener-bener deraaaaasssssss. FIX celana jeans ku basah. FYI aja nih, bentukan jas hujan ku adalah jas hujan plastik yang sebenernya panjangnya lumayan, sedengkul. Tapi aku bawa gembolan tas ransel dan satu gembolan tas tenteng berisi baju ganti untuk nginep pada malam harinya yang juga harus kulindungi dari hujan. Alhasil, jas hujan tersebut panjangnya cuma bisa sampe paha kurang. *lah gimana coba? wkwkw*. ya intinya itu kaki gak ketutup lah, sama sekali. Jadilah celana jeansku basah. BANGET. Lalu mikir, 'kenapa tadi nggak sekalian ganti celana training di kampus.' -_-

Sampailah kita ke GOR UIN dalam keadaaan rempong. Celana ku fix basah sekaleee. Huaaa nggak tau deh. Pokoknya masuk aja dulu ke dalam, soalnya kayaknya dari luar kedengeran suara-suara kalo yang lagi main itu tim cewek angkatan ku. Yaudah jadilah kita buru-buru ke dalam dengan menaruh jas ujan dulu di atas motor yang bentuknya.....nggak merhatiin. Pokoknya yang penting jasnya tergantung aja. Terus cusss masuk lapangan.

Oya, buat teman2 pembaca sekalian. Aku bukan atlet futsal atau jago bermain futsal yaaa. Aku cuma suka aja sama olahraga, dan masalah bisa apa enggak mah.... ya nggak bisa sih, tapi karena suka jadinya aku mau ikut main futsal. Dan lagi, susah banget nyari cewek di angkatan yang mau futsalan. Jadi daripada nggak ada yang main, aku mau ikutan main. Hehehe.
*lanjut*

Yaudah  ceritanya udah futsal nih yaaa. Sore itu main 2 game. Game pertama lawan anak 2015, dengan skor 1-1. Game kedua lawan anak 2014 dengan skor...... nggak tau sih. 5-1 kayaknya. pokoknya kalah dah hahaha.

Nah sebenernya ini sih yang mau diceritakan. 'Saat Kita Pulang LPI'
hahaha. jauh banget yak intro nya.

Jadi sebenarnya habis futsal-an itu aku ditunggu Hega di kampus untuk nggarap tugas bareng. Ternyata dia di kampus sendirian. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 18.59 dan Hega udah nunggu lama banget di kampus. Duh, kasian, jadi nggak enak ditunggu orang, sedirian lagi. Akhirnya, Lana dan aku pun berniat pulang dari acara LPI lebih awal.

Saat sampai parkiran, ENG I ENG... apa yang kita liat??? Motor Lana. Yak, motor Lana yang parkirnya emang gak jauh dari pintu keluar, dan bisa banget langsung kelihatan ketika orang menuju parkiran. Kondisi motor: berantakan BANGET.  Jas ujan menggantung, klewer-klewer wkwkw. Gileee dah, aku dan Lana cuma bisa ngekek2 sendiri ngelihatnya. 'Ha, ya sudahlah. Mari pulang menuju Hega yang menanti di kampus.'

Di parkiran, saat menuju si motor, kita ketemu sama temenku, Bian, yang seingetku dia udah keluar dari sebelum aku dan Lana keluar. Ya, reflek aja nanya sambil nyapa. "Kok belum pulang, Yan?" Trus sambil kayaknya muka bingung gitu, Bian jawab, "Ini lagi nyari kunci motor." Ya sebagai teman mah kita mencoba untuk membantu yaa, dengan memberikan alternatif2 tempat di mana dia bisa menemukan kunci. Tapi, ya kayaknya nggak bantu banget juga sih, orang kita bilang ke dia nya, "Di motor kali..." Tapi saat  itu dia udah lagi liat motornya dan emang nggak ada. Trus ya alternatif lain kita bilang, "Tanya aja sama bapak penjaganya, barangkali disimpenin." Yaudah saat itu juga si Bian langsung tanya si bapaknya, dan saat itu juga bapaknya langsung bilang nggak tahu. *belakangan kita tahu, kalo si bapak itu emang bukan penjaganya, DENG hahaha* Trus kita bilang lagi, "Mungkin pas kamu ganti baju jatuh kali, Yan." dan (lagi) saat itu juga dia langsung ke dalam, nyari kuncinya lagi.

Tinggal lah di parkiran aku dan Lana. Nggak tahu kenapa, kita jadi kebingungan sendiri saat itu. Di satu sisi, Bian, yang merupakan teman kita, lagi kebingungan cari kunci motornya, yang kalo kita bayangkan kita ada di posisinya juga pasti bakal kebingungan. Tapi di sisi lain, Hega, yang teman kita juga, lagi nungguin aku sendirian di kampus dari tadi sore. D-I-L-E-M-A. Tapi ya saat itu kita juga bingung cari kunci kemana coba. Kita cari di sekitar kita juga nggak ada.
"Gimana nih, pulang nggak yaa.. Kita bantuin Bian nggak yaa.. Tapi Hega, gimana... " Ya kira-kira begitulah kebingungan kita.

Saat itu, kita lihat juga beberapa temen kita keluar dari GOR. Salah satunya Gufi. Trus kita mikir, "Bilang aja deh ke Gufi, bantuin Bian nyari kuncinya." Tapi ternyata Gufi juga lagi buru-buru pulang karena dia ada acara. Duh. Kita makin bingung.
"Gimana yaa enaknya...."
Trus kita kepikiran, "Yaudah lah yuk, kita pulang aja. Kita bantu doa aja deh, semoga kuncinya cepet ketemu, aamiin...."
Dan setelah itu, kita mulai siap-siap pulang. Oya, sekedar info, motor Lana dan Bian adalah motor Vario baru yang ada remote-nya, dan posisi motor mereka bersebelahan persis. Jadi kalo motor Lana mau keluar, harus ngelewatin motor Bian dulu.

*cetereeet treet teeet teeet* <- anggap aja bunyi motor di-starter
Aku: "aku naik ya, Lan"
Lana: "Ya ya"
*ngengggg* (motor mulai jalan, tiba2...)
*tiit tiit*
Sontak kita langsung berhenti.
Aku: "Lan, denger suara nggak?"
Lana: "Iya iya"
Aku: "Bukan motor mu kan?"
Lana: "Bukan kok."
Aku-Lana: "Jangan-jangan motor Bian"

Aku sama Lana langsung turun dari motor. Kita mikir, 'Jangan-jangan kunci Bian keinjek motor Lana lagi pas tadi lewat." Akhirnya Lana coba ulangi lagi jalan yang kita lewatin tadi, sementara aku dengerin kalau-kalau ada bunyi dari motor Bian. Dan ternyata... TETOOOT.... nggak ada bunyinya.
'Waduh, berarti kuncinya bukan keinjek dong. Trus dimana.....' 
'Berarti ada yang megang kuncinya, tapi.....siapa....'
'Jangan-jangan ada........orang nakal yang nemu  kunci trus sekarang lagi nyari motornya.'
Kita jadi makin bingung dan susah untuk ninggalin tempat itu.

Tiba-tiba, di saat yang bersamaan kita melihat mas-mas pakai kaos merah lagi bawa2 kunci. Muka masnya itu bener-bener kelihatan bingung dan sambil nyari-nyari motor. Mas itu kayak ngintipin hampir setiap motor yang ada di parkiran itu. Kayaknya dia juga coba masuk2in kunci yang dia pegang ke setiap motor. Pokoknya gelagatnya aneh banget. Seperti orang mau............................ *upsss

JENG JENG
Sontak aku dan Lana tengok-tengokan dan memberikan 'kode' kalau kita memikirkan hal yang sama.
'Jangan-jangan mas itu....'
FIX. Kita nggak boleh pergi dari tempat itu. Kita nggak boleh jauh-jauh dari motor Bian. Kita nggak boleh membiarkan motor itu........ lenyap (?)

Kisah pengepungan macam apa ini, tulunggg, kenapa aku harus terlibat di dalamnya. 

Kita benar-benar nggak bergerak dari tempat kita berdiri sambil terus memperhatikan gelagat masnya. *deg deg deg* ini gila. Motor Bian nggak boleh sampai dibawa kabur. Kita harus pertahankan. *a la a la super hero* Ketika masnya mulai berada di jarak yang dekat denganku, aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya ke masnya.
Aku: "Nyari apa mas?"
Masnya: "Motor"

FIX!
Aku dan Lana langsung bisik-bisik. 'Piye ki... piye ki....'
Aku rasa saat itu posisinya aku dan Lana benar-benar di motor Bian sambil pegangin tu motor dah. *ntap*

Tiba-tiba masnya mendekati motor yang hanya berjarak kira-kira 3 motor dari tempat kita berdiri, yang artinya kita bisa lebih jelas lagi melihat apa yang masnya lakukan.
*ceklik ceklik*
Masnya melongok-longok ke motor itu dan mencoba masuk-masukin kunci yang dia pegang ke sana.
*brumm brumm* *ngeeeengggg*

LAH
Aku dan Lana terpelongok dan otomatis nengok-nengokan.

Aku : "Lan..."
Lana : "Fidd...."

Aku - Lana : "Astaghfirullah.........................."

Ya ampun, ini benar-benar kita.....speechless. 'Jadi masnya bukan....' Ok, action kita gagal dan kita......... telah berburuk sangka sama masnya. Astaghfirullah.... Maap masssss, serius kita nggak maksud..... Tapi cuma..... Duh bingung ngomongnya.

Setelah mas itu pergi, hening.
.
.
Wkwkw. Tapi serius, kita bingung dan merasa bersalah sama masnya. Duh dosa kagak yaa..

Tiba-tiba ada orang yang keluar dari GOR. Hmm.. Bian? Ya, itu Bian. dan mataku tertuju pada tangannya.....

Bian : "Kalian masih di sini?'
Aku Lana : "Yan, kuncimu.....?"
Bian : *berjalan santai menghampiri motor sambil memutar2 kunci*
Aku : "Lan, FIX, kita pulang. Hega nunggu."
Lana : "Ya ampun, FIX FIX pulang..."
Bian : "Lah, kenapa e??? Critain....."
*sumpe ini perasaan agak gimana gitu. grrrr. Tapi ya akhirnya crita juga sih. Mulai dari motornya bian yang tiba2 bunyi sampai mas-mas yang kita curigai sebagai *ihik* ya gitu lah pokoknya*
Bian : "Hehehehe tadi itu aku yang mencet remote-nya"
Aku Lana : *grrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr* FIX pulang !!!!

Nggak tau deh,  pokoknya hari itu aku dan Lana error banget. Mulai dari berangkat LPI yang super telat, pakai jas ujan dengan serentetan kejadian yang super rempong, melindungi motor teman bak pahlawan sampai mencurigai seseorang sebagai tersangka yang taunya dia adalah mas-mas innocent yangjuga kebingungan cari motornya, dan lain lain lain lain yang tulunggggg banget itu nggak penting -_- huhu, jadi sedih :"

Nah mungkin dari serentetan kejadian tersebut, hikmah yang bisa diambil adalah:
- segala sesuatu itu harus dipersiapkan dengan matang dan jangan mendadak maupun terburu-buru.
- barang-barang bawaan itu harus dijaga dengan baik, jangan taruh di sembarang tempat, dan kondisikan semuanya aman dan cucok
- jika ada orang yang membutuhkan bantuan selagi kamu bisa, bantu aja, no pilih-pilih, no tunda-tunda
- komunikasikan segala sesuatunya dengan baik, jangan biarkan orang lain menunggu kabar dari mu dalam ketidaktenangannya
- hadapi segala kejadian dengan tenang, no panik-panik, stay calm and cool
- dan terakhir.... jangan cepat berburuk sangka sama orang. emang sih terkadang ada orang yang gelagatnya benar-benar mencurigakan, tapi ya stay positive apa pun itu :" barangkali aja orang yang kamu curigai justru adalah orang yang sebenarnya butuh pertolongan kamu :" *maap ya mas, masih merasa bersalah nih *

Yak, ok, sekian ceritanya, semoga dapat mengambil hikmah.
Teruntuk mas-mas berbaju merah yang saat itu kebingungan mencari motor, maafkan saya dan teman saya yaaa mas. Maaaaapp banget, maap. *luv buat masnya deh* Terima kasih mas.


>> Bonus cerita koplo *udah kayak komik aja*<<

Malam itu aku jadi nemuin Hega di kampus, dan lanjut nggarap tugas di Peacock (Cafe 24 jam yang ada WiFi, colokan, dan mayan buat nugas). Celana jeans ku saat itu masih basaaaahhhh banget bekas kena hujan sorenya sehingga aku diharuskan memakai trainingyang untungnya bekas futsal nggak kotor2 banget. Akhirnya di Peacock, dengan memutuskan beberpa urat malu ku, aku menjemur celana jeans ku di sana. *ya untungnya bukan celana dalam yak wkwk* Ku bentangkan lebar-lebar celana jeans ku dan ku gantungkan pada sebuah kursi layaknya jaket. Keesokan paginya saat ku periksa celana ku ternyata lumayan agak mengering dari sebelumnya, tapi itu masih dikategorikan sebagai 'celana basah'. Padahal pagi itu, tepatnya hari Jumat, aku dan Hega (oya ada Sati juga) ada kuliah pagi jam 7. Ya kali, aku kuliah pake celana training. Akibatnya, di perjalanan dari Peacock ke kampus, aku membentangkan celana panjangku dan membiarkan ia berkibar terkena hempasan angin pagi layaknya bendera suporteran yang dibawa konvoi. Tapi worth it juga lhooo. mayan kering, dan bisa kupakai kuliah. Mungkin metode ini bisa kalian gunakan kalo kepepet. Manthap, bukan? hihi. sekian. *luv*


*tolong ambil hikmahnya aja* :D



Haiii... ternyata udah setahun aku jadi mahasiswa. Rasanya kemarin baru aja diospek, eh udah mau punya adik kelas aja.

Oya apakah kita tua??? Kenapa aku kepikiran seperti ini? Itu karena waktu aku liat tweet nya akun UGM kalo nggak salah, atau PALAPA ya? Aku lupa haha.. si mimin nge-tweet yang intinya (dengan bahasa ku) : SELAMAT TINGGAL STATUS GAMADA.
 Awalnya aku fine fone aja sih lihat tweet itu, alias nggak ngerti kenapa harus niggalin status GAMADA. Toh GAMADA kan juga singkkatan dari Gadjah Mada.

Hari berikutnya aku tanya temen. “eh GAMADA tu siangkatan dari apa sih?” trus temenku jawab yang dari situ aku mengerti kenapa status GAMADA harus ditanggalkan. GAMADA = GAdjah MAda muDA . yap, ternyata aku sudah tidak muda lagi –“ hahaha

Udahlah intinya mah aku udah nggak jadi maba (mahasiswa baru) lagi, tapi ya jangan jadi maba (mahasiswa abadi) juga hehehe. Tapi okelah senang juga kok punya adik kelas. Lumayan cari daun muda. Kakak kelas nggak dapet, adik kelas pun jadi wakakakakak #apasih

Yaudah, gitu aja. Maap ni postingan paling nggak penting wkwkwk.. see yaa~